PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DISEKITAR TEMPAT TINGGAL

PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DISEKITAR TEMPAT TINGGAL



Gambar terkait



Disusun oleh :
RIRIS GALUH ANTIKA (26)
MTS NEGERI 3 NGAWI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018



TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

A.  Pengertian Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi ramah lingkungan adalah sebuah metode atau sistem untuk mencapai tujuan tertentu yang mana dalam pelaksanaannya mengacu pada wawasan lingkungan dan atau memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan di sekitarnya. Dari pengertian tersebut telah mengilhami lahirnya bermacam-macam teknologi terapan, yang aman sekaligus bersahabat dengan makhluk hidup ataupun alam di sekitarnya. Teknologi yang di maksud kini telah banyak beredar meliputi beberapa aspek dalam kehidupan manusia, termasuk dalam sektor elektronik konsumen. Di akui memang, untuk bisa mendapatkan teknologi ini dibutuhkan biaya cukup mahal bila dibandingkan membeli peralatan dengan teknologi konvensional. Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan bagi kita utamanya para pengembang untuk menciptakan teknologi hijau yang ramah akan lingkungan namun juga terjangkau harganya (murah). Berikut ini adalah contoh teknologi ramah lingkungan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Kehidupan
Ø  Mesin Tenaga Angin (Wind Power) 
Ø  Mesin Tenaga Surya (Solar Power) 
Ø  Hidroelektrik (Hydroelectricity)
Ø  Mobil Tenaga Listrik (Electric Car)
Ø  Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
Ø  Toilet Pengomposan (Composting Toilet)
Ø  Kulkas atau lemari pendingin Non Freon
Ø  Pendingin ruangan (AC) Non Freon
Ø  Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
Ø  Pembangkit listrik tenaga panas bumi (Enhanced Geolhermal System)
Bumi yang hijau dengan kekayaan alam didalamnya merupakan anugerah terindah dari Tuhan. Seperti para pendahulu, semua itu adalah karunia yang telah di curahkan sejak pertama kali kita lahir dan menghirup udara di dunia ini. Sebagai makhluk paling beradab, sudah seyogyanya manusia berperan lebih aktif dalam rangka menjaga serta melestarikan lingkungan hidup ini. Tentu semua orang menginginkan sebuah lingkungan yang bersih dari semua bentuk pencemaran. Baik air, udara maupun tanah adalah tiga unsur utama yang wajib kita jaga kelestariannya. Bilamana memang tak dapat dihindarkan, paling tidak bisa di minimalisir. Namun, untuk mewujudkannya tidaklah semudah membalik telapak tangan. Semua pihak harus bersinergi dan bergerak serentak. Jangan sampai ada pihak mengintervensi hanya karena membawa kepentingan politik serta golongan yang implikasinya dapat menghambat tujuan awal pelestarian lingkungan tersebut, seperti yang telah kami paparkan di atas. Semoga dapat menjadi sebuah inspirasi bagi kita semua.

B. Prinsip Dasar Industri Ramah Lingkungan
Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste”, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM. Industri yang menerapkan strategi ramah lingkungan mempunyai tujuan:
1. menciptakan produk yang sehat, aman dan berkualitas,
2. meminimalkan potensi kontaminasi bahan-bahan yang beracun atau berbahaya pada produk,
3. melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja
4. meminimalkan terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan toksisitasnya.
Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu industry dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (greencompany). Model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
1. Refine, adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saatini.
2. Reduce, adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan optimalisasi proses atau operasional menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan.
3. Reuse, adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada proses yang berbeda.
4. Recycle, adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya untuk proses yang sama.
5. Recovery, adalah kegiatan pengambilan kembali sebagianmaterial penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.
6. Retrieve Energy, adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.

C. Manfaat Penerapan Strategi Ramah Lingkungan
Beragam manfaat dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi ramah lingkungan. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi.
2. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan energi.
3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah.
4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke media lingkungan lain.
5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
6. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan.
7. Menghindari biaya clean-up.
8. Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui penggunaan teknologi baru dan/atau perbaikan teknologi.
9. Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, agro-industri dan masyarakat.
10. Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan sistem pengelolaan limbah ujung pipa (end off pipe treatment).

D. Macam-macam Teknologi Ramah Lingkungan
1. BIOFUEL
Biofuel adalah setiap bahan bakar padatan, cairan, maupun gas yang dihasilkan oleh bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik, atau pertanian. Ada tiga cara untuk membuat biofuel, yaitu:
·         Pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri, dan pertanian).
·         Fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen, untuk menghasilkan biogas (mengandung hanya 50% metana). Fermentasi limbah basah juga dapat dilakukan pada fermentasi tebu dan jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester. Saat ini pemerintah sedang mengembangkannya untuk biofuel.
·         Energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar.

Bahan bakar nabati (biofuel) terdiri atas tiga produk, yaitu:
a. Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar diesel yang berbahan baku minyak nabati, minyak jarak pagar, dan minyak kelapa sawit. Di negara-negara kawasan Eropa, biodiesel diproduksi dari minyak dengan menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Transesterifikasi adalah penggantian gugus alkil dari ester dengan gugus alkil dari alkohol dalam suatu proses yang menyerupai hidrolisis. Bahan yang dipakai dalam hidrolisis bukan air melainkan alkohol. Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan metanol (atau etanol). Reaksi kimia tersebut akan menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. Satu bagian glycerol dihasilkan untuk setiap sepuluh bagian biodiesel. Bahan bakar biodiesel dapat digunakan pada semua mesin diesel setelah dicampur dengan diesel mineral. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi penggunaan biodiesel maksimal sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral.
b. Bioalkohol
Bahan bakar ini menggunakan bahan baku singkong, tebu, dan sebagainya. Alkohol yang umumnya diproduksi dengan proses biologi adalah etanol. Adapun propanol dan butanol jarang diproduksi. Etanol diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzim melalui fermentasi gula atau starch ataupun selulosa.
Adapun yang termasuk bioalkohol adalah sebagai berikut.
Bioetanol, bahan bakar bioetanol merupakan bahan bakar yang paling umum di dunia. Bahan bakar ini diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, sugar beet, sugar cane, molasses, dan gula atau starch yang dapat dibuat untuk minuman beralkohol. Etanol dapat digunakan pada mesin sebagai pengganti bahan bakar bensin. Etanol dapat dicampur bensin dengan perbandingan sekitar 15%. Bahan bakar etanol ini mempunyai angka oktan yang lebih tinggi sehingga mesin dapat terbakar lebih panas dan menjadi lebih efisien. Untuk campuran etanol konsentrasi tinggi mesin perlu dilakukan modifikasi.
Biobutanol, biobutanol sering kali disebut sebagai pengganti bensin. Bahan bakar ini dapat langsung digunakan untuk bensin. Biobutanol terbentuk dari ABE fermentation (aseton, butanol, dan etanol). Eksperimen modifikasi dari proses tersebut menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilakan energi yang lebih banyak karena dapat terbakar langsung tanpa melakukan modifikasi mesin. Butanol juga tidak menyebabkan korosi.
c. Minyak nabati asli (pure plant oil)
Bahan bakar ini berasal dari bahan baku minyak nabati seperti minyak sayur. Dalam beberapa kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel yang dapat digunakan pada mesin diesel, setelah dicampur dengan bahan bakar diesel. Minyak sayur bekas (jelantah) yang diproses menjadi biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar. Selain itu, minyak nabati asli dapat dijadikan sebagai pengganti minyak tanah.






2. BIOGAS
Biogas

Biogas adalah gas yang mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang dapat hidup dalam lingkungan yang kedap udara). Proses ini disebut juga dengan anaerobik digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar berupa metana, sekitar 50%. Bahan organik yang umumnya digunakan adalah limbah basah, seperti kotoran sapi, kerbau, atau kambing.

Macam-macam teknologi ramah lingkungan lainnya adalah:
·         Oven dan tungku, kedua alat tersebut dibuat dari tanah liat, drum bekas, semen/serbuk gergaji, pelat logam, dan pemanas tenaga matahari.
·         Bahan bakar memasak, dibuat dari briket arang dan arang bambu.
·         Pengering matahari, dibuat dari kayu dan kaca/plastik untuk mengeringkan ikan, daging, sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
·         Sistem penyimpanan makanan dingin alami.
·         Listrik, dibuat dari sistem hidrolistik, biogas, tenaga matahari, dan angin.
·         Bahan bakar mobil, dibuat dari minyak kelapa, untuk mobil dan mesin diesel.
·         Pompa, pompa pemampat, pompa kaki, pompa pedal, dan pompa air tenaga matahari.
·         Pemeras minyak.
·         Kerbau dan sapi untuk membajak lahan.
·         Dan masih banyak lagi.

E. Penerapan Teknik Ramah Lingkungan
Penerapan teknik ramah lingkungan pada industri dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah dan tidak memerlukan biaya investasi dan secara bertahap dikembangkan sesuai dengan kesiapan perusahaan. Secara garis besar, pilihan penerapan industri ramah lingkungan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) bagian yaitu:
1. Perubahan bahan baku
a. Mengurangi atau menghilangkan bahan baku yang mengandung bahan berbahaya dan beracun seperti logam berat, zat pewarna, pelarut.
b.Menggunakan bahan baku yang berkualitas dan murni untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksi.
c. Menggunakan bahan-bahan daur ulang untuk menciptakan pasarbagi bahan-bahan daur ulang.
2. Tata cara operasi dan housekeeping
a. Tindakan pencegahan kehilangan bahan baku, produk ataupun energi dari pemborosan, kebocoran dan tercecer dengan cara memasang bendungan/dike untuk menampung tumpahan dari tangki, memasang safety valve, perancangan tangki yang sesuai dan mendeteksi kebocoran.
b. Penanganan bahan untuk mengurangi kehilangan bahan akibat kesalahan penanganan seperti bahan telah kadaluarsa.
c. Penjadwalan produksi dapat membantu mencegah pemborosan energi, bahan dan air.
d. Melakukan koordinasi pengelolaan limbah.
e. Memisahkan atau segregasi limbah menurut jenisnya untuk memudahkan pengelolaan kerugian akibat kerusakan peralatan dan mesin.
f. Mengembangkan tata cara penanganan dan inventarisasi bahan baku, energi, air, produk dan peralatan.
3. Penggunaan kembali
a. Menggunakan kembali sisa air proses, air pendingin, dan bahan lainnya di dalam atau di luar sistem produksi.
b. Mengambil kembali bahan buangan sebagai energi.
c. Menciptakan kegunaan limbah sebagai produk lain yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar.
4. Perubahan teknologi
a. Merubah peralatan, tata letak dan perpipaan untuk memperbaiki aliran proses produksi dan meningkatkan efisiensi.
b. Memperbaiki kondisi proses seperti suhu, waktu tinggal, laju aliran, dan tekanan sehingga meningkatkan kualitas produk dan mengurangi jumlah limbah.
c. Menghindari penggunaan bahan-bahan B3 (bahan beracun dan berbahaya).
d. Menggunakan peralatan seperti motor dan pompa yang lebih hemat energi.
f. Menerapkan sistem otomatisasi dapat menghasilkan perbaikanmonitoring dan pengaturan parameter operasi untuk menjamin tingkat efisiensi yang tinggi.
5. Perubahan produk
a. Merubah formulasi produk untuk mengurangi dampak kesehatan bagi konsumen.
b. Merubah bahan pengemasan untuk mengurangi dampaklingkungan.
c. Mengurangi kemasan yang tidak perlu.

F. Keuntungan menggunakan teknologi ramah lingkungan
a. Menghemat sumber energi dan mengefisiensikan tenaga, baik tenaga manusia, alam, maupun mesin.
b. Menghindarkan manusia dari bahaya polusi, penyebaran penyakit, keracunan, dan berbagai macam risiko negatif yang ditimbulkan.
c. Menekan biaya pembuatan dan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

d. Mengurangi jumlah sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Related : PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DISEKITAR TEMPAT TINGGAL

0 Komentar untuk "PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DISEKITAR TEMPAT TINGGAL"