MAKALAH
SEJARAH LEMAPAR LEMBING DI INDONESIA
Di Susun Oleh:
Nama : Moch
Mahdi Achsan Al-Qodrat
Kaelas : XII MIA 2
MAN 2 NGAWI
TAHUN AJARAN
2017/2018
A. LATAR BELAKANG
Lempar
lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam
melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan
kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu
nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing
diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru
berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia memasuki masa bercocok
tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental dengan
aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan atau
perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
B. TUJUAN
- Mengetahui pengertian lempar
lembing
- Mengetahui persyaratan yang
syah pada olah raga lempar lembing
- Mengetahui teknik bermain
lempar lembing
C. METODE PENULISAN
Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara browsing atau mencari dari internet sebagai bahan dari pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LEMPAR LEMBING
Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari
banyak bentuk kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang
melibatkan melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang
membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade
modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan
payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
1. Cara Memegang
- Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada
telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah
badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali
bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada
tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus
lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang
lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas.
Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan
penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin,
1992).
- Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada
telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea
rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung
tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus.
Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk
turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan
cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong
tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
- Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing
diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya
memmegang biasa.
Peraturan lomba lempar lembing
- Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing,
badan lembing dan tali pegangan lembing.
- Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan
untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan
untuk putrid : 600 gram.
- Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
- Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores
ke tanah
- Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar
menyentuh tanah di depan lengkung lemparan
Cara membawa lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat
kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui
oleh para atlet lempar lembing.
- Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang
di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku
tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para
pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan
melempar.
- Membawa lembing Di bawah
- Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan
kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya
menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
- Membawa lembing di depan dada
- Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan
ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
B.
PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya,
dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si
pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox
tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing
tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak
boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh
dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis
perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau
menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai
lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar
tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari
awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri
meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan
garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing
- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1)
mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan.
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung
depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing.
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada
dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari
8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa
sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m
dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
2. Jalur Lari Awala
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih
dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis
paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1
: 1.000.
3. Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung
lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari
garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal
dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan
dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m.
Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
C. TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING
Olah raga lempar lembing merupakan cabang olahraga
atletik, dimana atlet dari melemparkan lembing atau tombak pada lapangan dengan
ukuran yang telah ditentukan. Lembing yang digunakan dalam olahraga ini terbuat
dari logam metal dan pada ujungnya terdapat mata lembing yang bentuknya runcing.
Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing yang berbentuk runcing,
badan lembing, dan tali pegangan pada lembing. Pada olahraga lempar lembing,
panjang dan berat lembing yang digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6
sampai 2,7 meter dengan berat 800 gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing
adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar
lembing terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, di antaranya adalah
tentang cara memegang lembing, cara membawa lembing, gaya melempar, dan sikap
ketika melempar lembing.
1. Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada dua macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
- Cara Finlandia: antara kedua
jari tengah dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing,
sedangkan jari telunjuk diletakkan sewajarnya.
- Cara Amerika: antara kedua jari
telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing.
2. Cara Membawa Lembing
Dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan, yaitu:
- Tangan
sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah
bawah.
- Tangan
sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan
telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
- Lembing
dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan mata
lembing diarahkan ke depan serong atas.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian
tubuh bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil
dari kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan
suatu gerakan lempar lembing yang baik.
B. SARAN
Sebagai calon guru olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-otot yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak..
Up!!
0 Komentar untuk "MAKALAH SEJARAH LEMAPAR LEMBING DI INDONESIA"