PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA


PELATIHAN PENGOLAHAN SUSU SAPI PERAH MENGGUNAKAN TEKHNIK PASTEUR DALAM UPAYA PENDIRIAN USAHA MANDIRI KECIL MENENGAH (UMKM) UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN USIA PRODUKTIF DI DESA KETANGGI NGAWI
 










Oleh:
1.      BIMA SATRIA PERKASA (16031005-2016)
2.      ANDRIANSYAH (16031003-2016)
3.      NUR ALI FUDIN (16031021-2016)
4.      ALHARIS FIRMAN HAKIM (15031003-2015)
5.      VIKTORIO FALAHUDIN (15031016-2015)
6.      MUHAMMAD USRORUL FALAH (15031012-2015)
7.      RAMELI SETIYAWAN (16031022-2016)
8.      GALIH AJI PRAYITNO (17031017-2017)
9.      THOIB (16031027-2016)
10.  HIMAWAN (16031013-2016)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MODERN
KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul                                               : Pelatihan Pengolahan Susu Sapi Perah Menggunakan Tekhnik Pasteur Dalam Upaya Pendirian Usaha Mandiri Kecil Menengah (UMKM) Untuk Anak-Anak Panti Asuhan Usia Produktif Di Desa Ketanggi Ngawi
2. Tema                                               : Pengentasan Kemiskinan
3. Nama Organisasi                            : BEM STKIP Modern Ngawi
4. Ketua Pengusul
     Nama Lengkap                               : BIMA SATRIA PERKASA
     NIM/NRP                                       : 16031005
     Program Studi/Jurusan                   : Penjas
     Perguruan Tinggi                            : STKIP MODERN NGAWI
     No. Telepon/HP                             : 085645595094
     E-mail                                            : bima.satria.p@gmail.com
5. Jumlah Anggota Pengusul (orang) : 9
6. Dosen Pendamping
     Nama Lengkap, Gelar                    : Danang Prama Dhani, S.Pd M.Or
     NIP/NIDN                                     :  07170489
     No. Telepon/HP                             :  087836384819
7. Lokasi Kegiatan/Mitra
     Kelurahan/Kec                               : Ngawi,
     Kabupaten/Kota                             : Ngawi
     Provinsi                                          : Jawa Timur
     Jarak PT waktu tempuh ke lokasi  : 8 km
     desa (km)
8. Jangka Waktu Pelaksanaan (bulan) :  6 bulan
9. Biaya Total (Rp)                             :  Rp. 42.500.000
     Ditjen Belmawa (Rp)                     :  Rp. 42.500.000
     Sumber lain (Rp)                            : -
Menyetujui,
Pimpinan Himpunan Mahasiswa


Gigih Dwi Handoko   
NIM. 16031012

Ngawi, 08 Maret 2018
Ketua Tim


Bima Satria Perkasa
NIM. 160331005

Ketua STKIP Modern Ngawi

Sarwoto, S.Pd, M.Pd




JUDUL
Pelatihan Pengolahan Susu Sapi Perah menggunakan tekhnik pasteur Dalam Upaya Pendirian Usaha Mandiri Kecil Menengah (UMKM) untuk anak-anak panti asuhan usia produktif di Desa Ketanggi Ngawi
A.          Latar Belakang Masalah
Ngawi bukanlah suatu daerah yang tertinggal, namun masih termasuk wilayah yang berkembang. Seperti di beberapa daerah lainnya di Indonesia, di Ngawi juga terdapat beberapa yayasan panti asuhan yang memilikit anak asuh yang cukup banyak. Namun kebanyakan dari yayasan tersebut masih mengandalkan faktor donasi dari masyarakat. Pengelola sebenarnya sudah memiliki program pembelajaran layaknya sekolah formal walaupun masih terbatas pada banyak hal. Pelatihan kemandiriaan pun sebenarnya tidak lupa meraka cantumkan meskipun tidak semua program dapat dijalankan akibat adanya keterbatasan akses dan dana, begitu pula dengan kondisi yang dialami yayasan al munawwarah di desa Ketinggi Ngawi. Yang terlihat saat ini anak-anak panti asuhan diusia produktif bisa dikatakan belum mampu mandiri sepenuhnya dan tidak memiliki mental berwirausaha.
Peningkatan kondisi ekonomi yang tidak merata di Ngawi menjadi sebuah pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintahan Ngawi, keadaan kondisi ini sudah dapat terlihat dari berdirinya bangunan-bangunan kokoh dan megah disekitaran pusat kota, namun tidak demikian halnya keadaan di pinggiran kota dan didaerah-daerah pegunungan. Peningkatan kondisi ekonomi dimasyarakat ternyata tidak berdampak pada kebiasaan minum susu. Padahal seperti yang diketahui susu sangat bermanfaat bagi tubuh dan menjadi bagian dalam program pemerintah yaitu 4 sehat 5 sempurna. Rendahnya konsumsi akan susu di Ngawi bias disebabkan beberapa factor, salah satunya ialah tidak adanya distributor susu segar di Ngawi dikarenakan adanya resiko kadaluarsa akibat pengiriman yang membutuhkan waktu lama karena penghasil susu sapi perah terdekat berada dikota boyolali, padahal melihat keadaan ekonomi masyarakat ngawi saat ini dan tidak adanya usaha susu segar membuat peluang pasar disektor ini dan menghitung biaya produksi dalam usaha susu segar membuat peluang keuntungan yang didapat sangat menjanjikan. Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila penanganannya kurang baik, sehingga mempunyai masa simpan relatif singkat. Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai mencapai suhu di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya mati. Salah satu tekhnik paling mudah dalam pengawetan susu iaalah dengan tekhnik pasteurisasi. Namun sedikitnya pengetahuan masyarakat terhadap cara pengawetan susu membuat sebagian besar memilih ke susu pabrik. Di Ngawi usaha terkait dengan susu masih sangat jarang, padahal dikota lain usaha ini begitu menjamur dan merupakan usaha yang potensial secara keuntungannnya. Ketidak tahuan pengolahan susu menjadi faktor utamanya. Terlebih lagi di kalangan panti asuhan,para penghuninya sangat terbatas akan pendidikan dan pengetahuan dunia luar, padahal secara sumber daya manusia di panti asuhan Ngawi bisa dikatakan melimpah. Namun sangat sedikit dari mereka yang berani melakukan usaha. Terlihat dari tidak banyak berkembangnya usaha milik pribadi yayasan tersebut. Penghasilan mereka mengandalkan dari santunan masyarakat sekitar.
Melihat latar belakang masalah diatas penulis ingin mengadakan sebuah Pelatihan Pengolahan Susu Sapi Perah melalui tekhnik pasteur Dalam Upaya Pendirian Usaha Mandiri Kecil Menengah (UMKM) untuk anak usia produktif di Panti Asuhan di Ngawi.
B.           Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diungkapkan, permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.         Rendahnya pengetahuan pengawetan susu sapi perah dikalangan panti asuhan
2.         Tidak adanya mental wirausaha dikalangan panti asuhan
C.          Tujuan
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada tersebut diatas, melalui kegiatan Pelatihan Pengolahan Susu Sapi Perah melalui tekhnik pasteur diharapkan:
1.                  Dapat menumbuh kembangkan jiwa wirausaha anak-anak panti asuhan dengan berani menjual hasil dari Pelatihan Pengolahan Susu Sapi Perah melalui tekhnik Pasteur
2.                  Adanya pendirian usaha mandiri kecil menengah setelah melakukan Pelatihan Pengolahan Susu Sapi Perah melalui tekhnik pasteur
3.                  Penghasilan dari yayasan panti asuhan bertambah melalui kegiatan usaha mandiri kecil menengah sehingga dapat meningkatkan kualitas gizi anak panti asuhan yang lain.


D.           Indikator Keberhasilan Program
1.                  Antusias   anak-anak di yayasan yatim piatu di Kampung   Yusuf   dalam mengikuti petunjuk dan pelatihan pengolahan limbah kulit bawang menjadi produk seni yang bernilai jual tinggi.
2.                  Adanya  tambahan  pengetahuan  dan  penghasilan  anak-anak usia produktif di yayasan yatim piatu.
3.                  Keterlibatan  rekan-rekan  mahasiswa  serta  dosen-dosen  dalam melakukan pengabdian Masyarakat akan semakin tinggi dengan memberikan pengarahan dan pelatihan dalam mengolah limbah.
4.                  Terbentuknya UMKM dibidang pengolahan susu sapi perah yang nyata oleh peserta pelatihan.
5.                  Adanya peningkatan intensitas konsumsi susu segar di kalangan yayasan itu sendiri.
6.                  Diharapkan  setelah program PHBD berakhir hasil produk dapat meluas ke tingkat yang lebih luas seperti restoran, rumah makan, dan masuk ke retail-retail minimarket di Ngawi
E.           Luaran yang Diharapkan
1.                  Mengembangkan potensi ketrampilan anak-anak panti asuhan di desa ketanggi ngawi dalam membuat produk-produk yang diminati dipasaran.
2.                  Hasil Pengolahan susu sapi perah akan  dijual melaui online shop dan secara door to door agar  masyarakat  umum  dapat  mengenal  produk.
3.                  Hasil Pengolahan  susu sapi perah akan  di  publikasikan  melalui  situs  WEB  dan Social  serta membuat  Poster hasil produk ditempat.
4.                  Hasil produk dapat disebarluaskan melalui jaringan yayasan-yayasan panti asuhan di seluruh kota Ngawi
F.           Manfaat Program
1.                  Anak-anak pantiasuhan berusia produktif di Desa Ketanggi mendapatkan pengetahuan mengenai pengolahan susu sapi perah menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih.
2.                  Memberikan  kegiatan  yang  positif  dan produktif untuk anak-anak Pantin Asuhan dalam mengolah susu sapi perah..
3.                  Meningkatkan  penghasilan  anak-anak Panti melalui pengolahan Susu Sapi Perah.
4.                  Menanamkan jiwa kemandirian dan wirausahawan pada anak-anak panti asuhan di desa ketanggi.
5.                  Meningkatkan status gizi masyarakat desa ketanggi pada Umumnya melalui hasil olahan susu sapi perah.
G.          Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Daerah yang menjadi sasaran adalah Desa Ketanggi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Lokasinya strategis karena dekat dengan Pusat Kota terdapat sekolah-sekolah dan perkantoran. Daerah ini dikenal sebagai daerah padat penduduk dengan mayoritas warga yang sibuk dengan bekerja. Namun di desa ini terdapat yayasan panti asuhan yang berdiri sudah lama dan bergantung pada donasi masyarakat sekitar. Anak-anak panti asuhan memang diberikan pelajaran formal serta pelajaran keagamaan, namun untuk pengadaan pelatihan ketrampilan tertentu masih sangat terbatas sehingga setelah dewasa kebanyakan masih bekerja seadanya dan tidak berani melakukan wirausaha. Sehingga diharapkan melalui  Program  pelatihan pengolahan susu sapi perah ini, anak-anak panti asuhan di desa Ketanggi lebih memiliki jiwa wirausaha serta dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tidak hanya bagi desa ketanggi melainkan juga desa-desa sekitar. Selain itu melalui pelatihan tersebut diharapkan yayasan panti asuhan didesa lain dapat menjadi mitra bisnis diwaktu yang akan datang.
H.          Metode Pelaksanaan
1.    Identifikasi Masalah
Didesa Ketanggi khususnya dan Ngawi pada umumnya produk susu sapi perah yang segar belum banyak ditemukan, padahal seperti yang diketahui susu sapi sangat bermanfaat bagi tubuh, melihat kesadaran masyarakat Ngawi akan gizi seharusnya produk susu sapi perah yang masih segar akan sangat diminati khususnya diwilayah sekitaran pusat kota.  Anak-anak Panti Asuhan usia Produktif di desa Ketanggi masih banyak yang memerlukan pelatihan-pelatihan untuk dapat berjiwa mandiri dan berwirausaha. Selain itu kondisi yayasan yang masih sangat mengandalkan donasi dari masyarakat menjadikan kegiatan-kegiatan pembekalan untuk mandiriterasa kurang berkembang. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengadakan pelatihan pengolahan susu melalui metode pasteur dapat menghasilkan produk-produk yang diminati masyarakat. Melihat metode Pasteur yang lebih murah dan alat-alat yang diperlukan sudah sangat umum selain itu kini untuk mendapatkan bahan baku susu sapi perah tidaklah sulit maka pelatihan ini sangat dimungkinkan dilaksanakan tanpa kendala yang berarti sehingga tujuan diadakan pelatihan akan dapat tercapai.
2.    Penyusunan Program
a.    Persiapan
b.    Sosialisasi kepada anak-anak panti asuhan usia produktif (Program desa binaan)
c.    Pelatihan pengolaahan susu sapi perah
d.    Pelatihan MOM (Manajemen Organisasi Masyarakat)
e.    Pelatihan pemasaran dan publikasi
f.     Pengawasan keberlanjutan program kepada tim masyarakat desa binaan
g.    Evaluasi terhadap program dan pembuatan laporan akhir.
3.    Pelaksanaan Program
a.    Persiapan
Pada tahap awal ini, tim peniliti sudah mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan untuk tahap selanjutnya.
b.    Sosialisasi
Pada tahap ini, diadakan sosialisasi tentang pengolaahan susu sapi perah menggunakan tekhnik Pasteur kepada anak-anak panti asuhan di Desa Ketanggi.
c.    Tahap pelatihan pengolaahan susu sapi perah menggunakan tekhnik Pasteur.
Dilakukan praktek langsung tentang bagaimana mengolah susu sapi perah menggunakan tekhnik Pasteur. Kegiatan ini akan diadakan secara terpusat di yayasan Al-Munawarrah. Pelatihan ini akan diikuti oleh anak-anak panti asuhan berusia produktif di desa Ketanggi.
d.    Pelatihan UMKM (usaha mandiri kecil,menengah)
Pada tahap ini, tim dan pengawas memberikan pengetahuan seputar UMKM agar masyarakat binaan mampu mendirikan usaha dan mengelolanya dengan benar.
e.    Pelatihan Pemasaran dan Publikasi
Pada tahap ini, tim memberikan pelatihan tentang pemasaran dan publikasi produk dengan baik dan benar menggunakan media sosial maupun media cetak.
f.     Pengawasan keberlanjutan program kepada tim masyarakat desa binaan
Pada tahap ini, masyarakat binaan sedianya telah mampu menjalankan program ini dan tim hanya memonitoring berjalannya program.
g.    Evaluasi terhadap Program dan pembuatan laporan akhir
 Pada tahap ini, tim melakukan evaluasi atas program dan kemudian membuat laporan akhir.
I.             JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu yang dibutuhkan oleh tim peneliti untuk pendampingan kelompok masyarakat dalam pengolahan susu sapi perah dan pendirian UMKM hingga membuahkan sehasil dan siap untuk dilepas adalah 6 bulan. Diharapkan dengan adanya pendampingan yang maksimal akan dapat menghasilkan hasil yang maksimal pula.
J.            KEMITRAAN
Dalam pelaksanaan program hibah bina desa ini, tentunya tim peneliti tidak dapat melaksanakannya sendiri, pastinya tim peneliti membutuhkan kerja sama dengan pihak pengusaha susu segar yang sudah berpengalaman, serta praktisi dibidang pengolahan pangan.
K.          BIAYA
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tidak lepas dari yang namanya biaya atau anggaran agar kegiatan berjalan dengan lancar, maka dari itu tim peneliti mengusulkan jumlah biaya Rp. 42.500.000,- dibutuhkan agar program ini dapat terlaksana, yang mana dana tersebut bersumber dari DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI.



Related : PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

0 Komentar untuk "PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA"