Cerita Lutung Kasarung –
Dongeng Rakyat Jawa Timur
Pada zaman dahulu kala di sebuah daerah di Jawa Timur,
terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana. Beliau
dikenal sebagai Raja Tapak Agung. Sang raja memiliki dua orang putri cantik
bernama Purbararang dan adiknya Purbasari.
Purbasari sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut,
manis budi, dan suka menolong. Siapapun juga yang membutuhkan pertolongan
dengan senang hati dibantunya. Selain hatinya yang elok, Purbasari juga
memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti
jatuh hati pada pandangan pertama. Sayangnya kebaikan hati purbasari tidak
dimiliki kakak sulungnya Purbararang yang berperangai sangat buruk. Walaupun
cantik Purbararang sangat kasar, sombong, kejam dan iri hati terhadap siapapun
juga.
Setelah bertahta dalam waktu yang cukup lama, Raja Tapak
Agung berniat turun tahta. Telah dipikirkan masak-masak, bahwa untuk
melanjutkan kepemimpinannya dia akan menunjuk Purbasari. Sang Prabu telah
mengamati selama puluhan tahun bahwa Purbasari adalah sosok yang paling pantas
menggantikannya, bukan Purbararang walaupun Purbararang adalah anak sulungnya.
Pemikirian dari sang Raja yang bijaksana ini terutama karena sifat dan perilaku
anak sulungnya yang buruk. Raja Tapak Agung khawatir, jika Purrarang memimpin kerajaan,
ketentraman dan kedamaian kehidupan rakyat akan terganggu dan bahkan menjadi
rusak akibat kepemimpinan Purbararang yang memiliki sifat sangat buruk.
Dihadapan seluruh pembesar kerajaan dan juga ketujuh
putrinya raja, Raja Tapak Agung menyerahkan takhtanya kepada Purbasari. Prabu
Tapa Agung lantas meninggalkan istana kerajaannya untuk memulai hidup barunya
sebagai pertapa.
Purbararang sangat marah luar biasa mendapati takhta
kerajaan diserahkan kepada adik bungsunya dan bukan kepada dirinya. Ia pun
segera menghubungi Indrajaya tunangannya. Keduanya kemudian meminta bantuan
nenek sihir untuk mencelakai Purbasari.
Nenek sihir jahat memberikan ramuan kepada Purbararang dan
berkata, "Oleskan ramuan ini kewajah dan seluruh tubuh Purbasari saat ia
tertidur nanti."
Purbararang segera melaksanakan pesan dari si nenek sihir.
Ramuan itu disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya di
seluruh tubuh adiknya itu muncul bercak-bercak hitam yang mengerikan. Dengan
kondisi tersebut Purbararang memiliki alsan untuk mengusir Purbasari dari
istana.
"Lihat! Adikku pasti kena kutukan, dan orang yang
dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu!" ujar Purbararang.
Kemudian ia menyuruh adiknya diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak
menular.
Sementara Purbasari tengah diasingkan di hutan, sesuatu
terjadi di khayangan. Pangeran Guminda tidak berkenan menikahi bidadari
khayangan yang dipilihkan ibunya. Pangeran Guminda hanya berkenan menikah
dengan perempuan yang kecantikannya setara dengan ibunya.
Sang ibu menjelaskan bahwa sosok perempuan yang secantik
dirinya hanya akan ditemui sang pangeran di dunia manusia. Pangeran Guminda
boleh menemui wanita tersebut, namun ia harus mengubah dirinya menjadi seekor
kera.
"Apakah engkau bersedia melakukannya?" tanya
ibu, yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh sang pangeran. Ia pun
mengubah dirinya menjadi seekor lutung, dan kemudian turun ke dunia manusia.
Guminda tiba di hutan dan segera diangkat menjadi raja
oleh para kera di sana. Hal tersebut tidak mengehrankan karena tidak ada kera
lain yang mampu menandingi kesaktian, kecerdasan dan kekuatan dari Pangeran
Guminda.
Lutung mengetahui keburukan dan kekejaman dari Purbararang
yang bertakhta sebagai ratu. Ia benar-benar ingin memberi pelajaran kepada ratu
yang kejam tersebut. Lutung pergi menuju hutan dimana Purbasari diasingkan, dan
menemui puteri berkulit buruk tersebut.
Sejak saat itu lutung menjadi penjaga sekaligus menjadi
sahabat dekat Purbasari. Dengan hadirnya lutung di sisinya, kesedihan Purbasari
perlahan sirna. Dia mendapatkan sahabat yang menghibur dan melindunginya. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, Lutung memerintahkan para kera lain untuk
membawakan buah-buahan untuk Purbasari. Kelembutan hati, kebaikan dan sifat
baik Purbasari membuat lutung semakin lama semakin sayang kepada Purbasari.
Sedangkan sikap tanggung jawab, kepemimpinan dan kecerdasan dari Lutung membuat
Purbasari menjadi jatuh cinta. Semakin lama mereka merasa tidak dapat
dipisahkan lagi.
Tanpa diketahui Purbasari, Lutung memohon kepada
ibundannya di khayangan agar dibuatkan taman yang indah dengan tempat pemandian
untuk Purbasari. Sang ibunda lantas memerintahkan para dewa dan para bidadari
turun ke bumi untuk mewujudkan keinginan dari putranya.
Sebuah taman indah pun tercipta lengkap dengan tempat
mandi yang sangat indah untuk Purbasari. Pancurannya terbuat dari emas murni.
Dinding dan lantainya terbuat dari batu pualam. Air telaga yang mengalir
berasal dari telaga kecil yang murni bersih dan dengan doa-doa dari para dewa.
Selain dibuatkan telaga dan taman yang indah, para
bidadari menyiapkan beberapa pakaian indah untuk Purbasari. Pakaian itu sangat
indah dan lembut. Terbuat dari awan yang lembut dengan hiasan batu-batu permata
dari dalam lautan. Tidak ada pakaian di dunia ini yang mampu menandingi
keindahan pakaian Purbasari.
Pada saat melihat telaga dengan pancuran yang indah.
Purbasari segera berniat mandi untuk membersihkan diri. Pada saat itulah ramuan
kutukan yang menempel di wajah dan tubuhnya perlahan sirna. Kecantikannya telah
kembali. Lutung yang melihat hal tersebut menjadi terperangah tidak menyangka
orang yang selama ini disayangi ternyata wanita yang sangat cantik mempesona.
Lutung dan Purbasari sangat senang dengan keadaan ini.
Walaupun Purbasari telah kembali kewujudnya yang cantik rupawan, kasih sayang
Purbasari terhadap Lutung tidak berkurang, malah bisa dikatakan semakin
bertambah.
Kabar mengenai kembalinya kecantikan Purbasari akhirnya
terdengar oleh Purbararang. Sang ratu tidak percaya akan berita ini, ia lantas
mengajak tunangannya untuk melihat kebenaran berita tersebut. Betapa kagetnya
dia melihat Purbasari telah kembali ke sosoknya yang cantik rupawan. Adiknya
bahkan terlihat semakin mempesona dengan balutan pakaian dari para bidadari.
Purbararang khawatir, telah kembalinya kecantikan adiknya
Purbasari akan mengancam takhta yang saat ini dikuasainya. Dia pun memutar otak
mencari cara untuk kembali menyingkirkan adiknya tersebut, bahkan kali ini dia
berniat menyingkirkan Purbasari untuk selama-lamanya. Purbararang lantas
menantang Purbasari untuk beradu panjang rambut. Katanya." Jika rambutku
lebih panjang dibandingkan rambut Purbasari, maka leher Purbasari harus
dipenggal algojo kerajaan."
Purbararang menelan kekecewaan yang besar setelah terbukti
rambutnya yang sebetis kalah panjang dengan rambut Purbasari yang sepanjang
tumit. Purbararang sangat malu mendapati kekalahannya. Untuk menutupi
kekalahannya. Purbararang mengajukan tantangan baru untuk Purbasari. Tidak
tanggung-tanggung tantangan ini diucapkan di depan seluruh penduduk kerajaan.
Dengan suara lantang agar didengar warga masyarakat, Purbararang berkata.
"Jika wajah tunanganmu lebih tampan dibandingkan
wajah tunanganku, takhta kerajaan akan kuserahkan kepadamu. Namun jika
sebaliknya, maka engkau hendaklah merelakan lehermu dipenggal algojo
kerajaan."
Purbasari paham dia tidak akan mampu menang pada tantangan
kali ini. Namun cintanya kepada lutung membuatnya tegar. Dia menggenggam tangan
sang lutung kasarung "Inilah tunanganku."
Purbararang tertawa terbahak-bahak." Monyet itu
tunanganmu?" "Benar."Jawab Purbasari lantang dan mantap.
Sebelum Purbararang memerintahkan algojo untuk memenggal
Purbasari, sang lutung tiba-tiba duduk bersila dengan mata terpejam. Tiba-tiba
asap tebal menyelimuti tubuhnya. Saat asap tebal menghilang, sosok lutung tadi
berubah menjadi pemuda tampan, ialah Pangeran Guminda.
Terperanjatlah semua yang hadir ditempat itu mendapati
keajaiban yang luar biasa tersebut. Betapa tampannya Pangeran Guminda, bahkan
sangat jauh melebihi ketampanan Indrajaya tunangan dari Purbararang.
Pangeran Guruminda lantas mengumumkan bahwa ratu kerajaan
yang sebenarnya adalah Purbasari. Purbararang telah mengalami kekalahan dari
tantangan yang dibuatnya sendiri. Dalam kondisi seperti itu, Purbararang
akhirnya mengakui kekalahannya. Tidak ada lagi yang dapat diperbuatnya selain
menyerakan takhta kerajaan kepada adiknya Purbasari. Dia pun memohon ampun atas
kejahatan yang telah dilakukannya bersama Indrajaya tunangannya. Dengan
kebaikan hatinya, Purbasari memaafkan kesalahan kakak sulungnya itu.
Sejak saat itu Purbasari kembali bertakhta sebagai Ratu.
Segenap rakyat sangat bergembira menyambut ratu mereka yang baru. Mereka
semakin berbahagia karena ratu mereka menikah dengan pangeran khayangan yang
tampan dan gagah. Purbasari dan Pangeran Guminda pun hidup berbahagia.
Pesan moral dari Dongeng Cerita Lutung Kasarung adalah
mendendam bukanlah sifat yang baik karena hanya akan mencelakakan diri sendiri.
Berbuat baiklah dan selalu memaafkan sesamamu
0 Komentar untuk "Cerita Lutung Kasarung – Dongeng Rakyat Jawa Timur"