Disusun oleh :
1.
Mellinda Devi L.Y
2.
Rohmi N
3.
Serly E
4.
Shinta R
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 NGAWI
TAHUN AJARAN 2018/2019
TAHUN AJARAN 2018/2019
ISLAM PADA MASA
DAULAH
BANI ABBASIYAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Peradaban Islam Pada Masa Daulah Bani Abbasiyah” dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua
yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim kelompok 1
yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas. Dalam makalah
ini akan dibahas mengenai 3 sub pokok yaitu: Kemunculan daulah Abbasiyah, Masa
kejayaan daulah Abbasiyah dan runtuhnya daulah Abbasiyah. Makalah ini
dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai penambah
pengetahuan dan pemahaman sejarah kebudayaan islam di masa lampau.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya
dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Ngawi,
6 Maret 2018
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
BAB
II. PEMBAHASAN
A. Kelahiran
Daulah Abbasiyah
B. Kejayaan Daulah
Abbasiyah
C. Runtuhnya Daulah Abbasiyah
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan
dan langkah setiap insan di masa mendatang. Hal ini berlaku pula bagi kita para
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk tidak hanya sekedar paham sains tapi juga
paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu untuk menganalisa dan
mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Seperti yang kita
ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti
pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam
makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.
Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah
ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti
dari masa daulah Abbasiyah pada waktu itu, yaitu mengenai sub pokok bahasan
seperti yang telah tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
1. Bagaimana kemunculan daulah
Abbasiyah, dimana akan diuraikan bagaimana peralihan dari masa daulah Umayyah
ke masa daulah.
2. Masa kejayaaan daulah Abbasiyah,
yaitu membahas mengenai pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi
dan prestasi apa saja yang pernah diraih.
3. Runtuhnya daulah Abbasiyah, yaitu
menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah umayyah runtuh.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim
penulis buat dengan metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang
berhubungan dengan tema makalah yang kami buat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah
Bani Abbasiyah mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat
itu, dimana daulah Abbasiyah in sebelumnya telah menyusun dan menata kekuatan
yang begitu rapid an terencana. Dan dalam makalah ini akan diurakan sesikit
menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa kejayaan dan prestasi apa
saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah.
A.
Kelahiran Daulah Abbasiyah
1. Pemerintahan As-Saffah
Khalifah abbasiyah yang pertama adalah Abu Abbas, dialah
yang diberi kepercayaan kepada pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan
II, khalifah terakhir Bani Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi
kepercayaan kepada SalihBin Ali untuk membunuhMarwan, yang kemudian kepala
marwan dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah kemudian dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian
besar dari masa pemerintahannya untuk memeragi pemimpin-pemimpin arab yang
membantu Umayyah. Dia mengusir mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa
lama kemudian mendirikan dinasti Umayyah di Spayol. Saffah juga memutuskan
untuk menghabisi nyawa beberapa orang pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu
Salama, dikenal sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga Nabi Muhammad, seperti
halnya dia membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari pemimpin bani Umayyah zaman
Marwan II setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan Saffah bertahan selama 4 tahun sembulan bulan.
Dia wafat pada tahun 136 H di Anbar, satu kota yang telah dijadikan sebagai
tmpat kedudukan pemerinyahannya.
2. Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan
meletakkan dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan
berkembang sebagai system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan
orang-orang Persia yang merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah
sosial ddan pilitik diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai
gelar”Imam” pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan
kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam mengumumkanlebih dari
satu putra mahkota raja.
Mansur dianggap sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah.
Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibukota DinastiAbbasiyah
danmerupakan pusat perdaganganserta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai
kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan
kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa
kejayaan.
B.
Kejayaan Daulah Abbasiyah
1.
Gerakan penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah,
upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa
yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa
DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari
naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran.
Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah terutama
dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah
Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada
awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi,
kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato
juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan
tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika
juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah
jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal
bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
-
Baitul hikmah
Baitul hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai
pusat pengembagan ilmu pengetahuan.
-
Pada masa harun ar-rasyid
Institusi ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan)
yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.
-
Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah
namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebihmaju yaitu
sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium,
dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur perpustakaannya seorang nasionalis
Persia dan ahli pahlewi, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga
ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi
dan matematika.
2.
Dalam bidang filasafat
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan
yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan musik yang
dipergunakan untuk menjelaskan pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan
su ibn Ishaq al-Kinemasa abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn
Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan
menggunakan contoh, metamor, analogi, dan gambaranimajinatif.
3.
Dalam bidang hukum Islam
Karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya
Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah.
Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai
pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua
bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan)
dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena
ditulis oleh para muridnya.
4.
Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan.
Sudah terdapat berbagai macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra
darisyiria dan irak, kertas dari samarkand, serta berbagai produk pertanian
sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan
pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara
lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini,
urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang
juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan
perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang
sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang
di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara
keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5.
Dalam bidang Peradaban
Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam.
Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu
pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat
peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di
dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik
agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan
peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi penghubung
dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa
Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam
C.
Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan daulah
Abbasyiah
A.
Keruntuhan
dari segi internal ( dari dalam )
Ø
Mayoritas kholifah Abbasyiah periode
akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban
mereka terhadap negara.
Ø
Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan
Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
Ø
Semakin kuatnya pengaruh keturunan
Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi
mereka.
Ø
Dengan profesionalisasi angkatan
bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
Ø
Permusuhan antar kelompok suku dan
kelompok agama.
Ø
Merajalelanya korupsi dikalangan
pejabat kerajaan.
B.
Keruntuhan
dari segi eksternal (dari luar )
Ø
Perang Salib yang berlangsung
beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
Ø
Penyerbuan Tentara Mongol dibawah
pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu
Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di
Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan
penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini
didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa
keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan
pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran
masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan
landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun
setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang
politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat
kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur
memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada
di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban
pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di
lembaga eksekutif dan yudikatif. Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat
Wazir sebagai koordinator departemen, dia juga menbentuk protokol Negara,
sekertaris, dan kepolisian Negara disamping membenahi angkatan bersenjata.
Jawatan pos yang sudah ada ditingkatkan peranannya dari mengatar surat sampai
menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan
dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya
berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya
sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di
awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga
ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya
perpustakaan dan akademi.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain
al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis buku tentang filsafat, logika,
jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibnu
Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat diantaranya adalah As-Syifa'.
B.
Saran
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat
mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian
tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa
mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti yang
menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti Abbasiyah ini
kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan sampai saat ini, yaitu
perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern
bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari
kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi
pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan,
sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti Umayyah yang
notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang terjadi pada
masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan
runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya
menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka dirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan,
Hassan Ibrahim.1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Syalabi, A. 1983. Sejarah
dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.
Lihat Artikel Asli di
http://tomat1610.blogspot.com
0 Komentar untuk "MAKALAH SKI"