KARYA ILMIAH
PENGARUH GLOBAL WARMING TERHADAP MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
OLEH
KELOMPOK 3:
Eva
Kurnia C
Hana
AjengW P
Jihan
Amalia A
MADRASAH
ALIYAH NEGERI 1 NGAWI
Website :http://www.manngawi.sch.id
Jalan jekitut No. 688A
Telp. (0351)746174
Karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Pemanasan Global terhadap Manusia dan Lingkungan” ini telah disetujui dan
disahkan pada Sabtu, tanggal 17 Februari
2018
Pembimbing
Martini,
S.pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Global Warming
terhadap Manusia dan Lingkungan”.
Kami ingin memberitahukan kepada pembaca tentang betapa pentingnya mencegah
pemanasan global dan juga memberitahukan dampak yang begitu besar bagi
lingkungan.
Kiranya karya
ilmiah yang
kami
susun
ini
sebagai tugas Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari pembaca. Dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya
penulis dalam menambah pengetahuan serta informasi.
14
Februari 2018
Penyusun
ABSTRAKSI
Pengaruh
Global Warming terhadap Manusia dan Lingkungan
Perkembangan
manusia dari zaman purbakala telah mengalami zaman revolusi industri yang
menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Secara global
akibat dari usaha perindustrian yaitu pemanasan global. Penyebab utama
pemanasan global adalah emisi gas-gas rumah kaca yang terakumulasi di atmosfer,
seperti gas CO2, N2O,CH4 dan CFC.
Pemanasan
global memberi dampak negatif bagi makhluk hidup di bumi, diantaranya:
1.
iklim tidak stabil
2.
kenaikan permukaan air laut
3.
gelombang panas, dll
Selain
dampak negatif, pemanasan global juga berdampak positif di suatu wilayah
tertentu. Akan tetapi dampak negatif lebih dominan dari dampak positif. Menurut
kajian yang dikumpulkan oleh para peneliti dampak positif tersebut,
diantaranya:
1.
pengurangan angka kematian pada musim dingin di daerah bagian lintang tinggi
2.
potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian di daerah bagian lintang tengah
3.
potensi penambahan kayu global pada hutan
Adapun
upaya pencegahan atau pengurangan pemanasan global antara lain:
1.
mengurangi pemakaian bahan bakar fosil
2.
mengurangi emisi dinitrogen oksida
3.
penanaman hutan
Hendakya generasi muda sekarang
memberikan perhatian yang lebih terhadap fenomena pemanasan global yang
berimbas pada kelangsungan hidup manusia serta lingkungan.
Sebaiknya pemerintah membuat peraturan tertentu akan pentingnya memelihara
lingkungan.
Dilakukan pemantauan rutin terhadap keadaan jumlah gas rumah di atmosfer
oleh instansi terkait, guna mengetahui sejauh mana emisi fosil masih diambang
batas aman
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................ 1
Lembar Pengesahan ........................................ 2
Kata Pengantar
................................................. 3
Abstraksi
............................................................ 4
Daftar Isi .......................................................... 5
BAB I
Pendahuluan .................................................. 6
A.
Latar Belakang
............................. 7
B.
Batasan Masalah
......................... 7
C.
Rumusan Masalah .......................
7
D.
Tujuan Penelitian
......................... 7
E.
Manfaat Penelitian ......................
8
BAB II
Teori
................................................................ 10
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Penyebab Pemanasan Global.......................
14
B.
Upaya Pencegahan dan Pengurangan
Ancaman
Pemanasan Global .......................... 16
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
.................................... 18
B.
Daftar Pustaka
............................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semenjak
manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah
kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum.
Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembanganitu,
manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan
orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan
lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjagakelangsungan
hidup manusia pula.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negative.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negative.
Salah satu
dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut sampai sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi
lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang
dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan
pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian
terhadap kelestarian lingkungan
secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya
akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.
Para ahli
lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan
dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia
dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming
sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa
pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk
membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai
kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun
masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan
ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.
Untuk itu,
Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran
mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan studi literature dari
berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang
dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang
kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat
keberadaan masalah pemanasan Global ini.
B.
Batasan Masalah
Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.
Global warning
dan dampaknya
2.
Peningkatan frekuensi
global warning
3.
Pengaruh global
warning terhadap kestarian linkungan
4.
Penyebab
terjadinya global warming
5.
Pengurangan dan
peningkatan global warming
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan batasan masalah di atas, penulis merumuskan penelitian
sebagai berikut:
1.
Apakah dampak Global warning?
2.
Bagaimana frekuensi peningkatan Global warning?
3.
Apakah
penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming ?
4.
Bagaimana mengurangi semakin
meningkatnya global warning?
D.
Tujuan Penelitian:
1.
Mengetahui dampak
dari pemanasan global.
2.
Mengetahui
peningkatan frekuansi terjadinya badai akibat pemanasan global
3.
Untuk mengetahui penyebab terbesar dari terjadinya global warming
4.
Mengetahui upaya
mengurangi semakin meningkatnya global warming
E.
Manfaat Penelitian:
Bagi penulis, agar kita sebagai siswa terpelajar bisa
mengatasi dan mengetahui pemanasan global dan untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia. Bagi masyarakat, kita sebagai masyarakat Indonesia bisa mengetahui
apa itu pemanasan global dan bisa menanggulangi bagaimana cara untuk menangani
dan mencegah pemanasan global. Sehingga kita tidak mendapatkan kerugian dari
pemanasan global.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Pemanasan global (Global Warming)
Pemanasan global atau global warming
adalah adanaya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer.
(Wikipedia:indonesia). Global Warming secara harfiah
diterjemahkan sebagai pemanasan global. Terjadinya pemanasan global di bumi
dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari
matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada
permukaan bumi secara Global.
B.
Gas rumah
kaca
Gas
rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang
menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
(Wikipedia:Indonesia). Sebagian besar gas rumah kaca berupa uap air dan gas-gas
karbondioksida yang sebagian besar diemisikan secara alami oleh makhluk hidup.
C.
Efek rumah kaca (Green House
Effect)
Efek Rumah Kaca atau Greenhouse Effect
merupakan istilah yang pada awalnya berasal dari pengalaman para petani di
daerah beriklim sedang yang menanam sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam
rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang hari pada waktu
cuaca cerah, meskipun tanpa alat pemanas suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih
tinggi dari pada suhu di luarnya. Efek rumah kaca adalah meningkatnya suhu
udara di bumi akibat makin banyak gas pencemar dalam udara (Mulyo dan Purwadi,
2012: 156).
Hal tersebut terjadi karena sinar matahari
yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh tanaman atau tanah di dalam ruangan rumah kaca
sebagai sinar inframerah yang berupa panas. Sinar yang dipantulkan tidak dapat
keluar ruangan rumah kaca sehingga udara di dalam rumah kaca suhunya naik dan
panas yang dihasilkan terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak
tercampur dengan udara di luar rumah kaca. Akibatnya, suhu di dalam ruangan
rumah kaca lebih tinggi daripada suhu di luarnya dan hal tersebut dikenal
sebagai efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat pula terjadi di dalam mobil yang
diparkir di tempat yang panas dengan jendela tertutup.
Kondisi yang
menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi
ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas
dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan global merupakan
peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan
konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi
meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari
energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat
terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penyebab
Pemanasan Global
Penyebab pemanasan global secara mendasar
baru diketahui sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu
sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke
permukaan bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan bumi
itu bisa dipantulkan keluar, radiasi inframerah yang seharusnya terpantul
terjebak, dengan demikian maka atmosfer bumi menjebak panas (prinsip rumah
kaca).
Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall
menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah
karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai
sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian
memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka
peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.
Sejak tahun
2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling
tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri,
itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430
ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan
rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak
1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.
Sesuai dengan yang telah dibahas diatas,
penyebab utama pemanasan global adalah terjebaknya panas oleh gas-gas rumah
kaca (Green House Effect), lalu apa sajakah yang tergolong gas rumah kaca dan
dari manakah sumber gas-gas tersebut? Gas-gas rumah kaca adalah gas yang
apabila berakumulasi di atmosfer akan membentuk suatu lapisan yang tidak dapat
ditembus oleh energi rendah atau inframerah, gas tersebut antara lain:
1. Uap air (H2O)
Uap air bersifat tidak terlihat dan harus
dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi ketika uap membentuk butir-butir air
. Sebenarnya uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca. Jumlah
uap air dalam atmosfer berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi terutama
oleh suhu global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di atmosfer
akan meningkat karena naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek rumah
kaca serta makin mendorong pemanasan global.
2.
Karbondioksida (CO2)
Karbon
dioksida adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang sedang
ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama manusia terhadap
jumlah karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas bumi sebagai sumber energi.
Penggundulan hutan serta perluasan
wilayah pertanian juga meningkatkan jumlah karbondioksida dalam atmosfer.
Karena hutan merupakan sumber pepohonan guna mengurangi jumlah CO2 di atmosfer
untuk kepentingan fotosintesis. Namun selain efek rumah kaca tersebut, karbon
dioksida juga memainkan peranan sangat penting untuk kehidupan tanaman. Karbon
dioksida diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari dan digunakan untuk
pertumbuhan tanaman dalam proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Proses yang
sama terjadi di lautan di mana karbon dioksida diserap oleh ganggang.
3.
Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca lain yang
terdapat secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme
tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara (anaerob). Gas ini
juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di rawa-rawa
sehingga disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar, dan menghasilkan karbon
dioksida sebagai hasil sampingan.
Kegiatan manusia telah meningkatkan
jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer. Sawah merupakan kondisi ideal bagi
pembentukannya, di mana tangkai padi nampaknya bertindak sebagai saluran metana
ke atmosfer. Meningkatnya jumlah ternak sapi, kerbau dan sejenisnya merupakan
sumber lain yang berarti, karena metana dihasilkan dalam perut mereka dan
dikeluarkan ketika mereka bersendawa dan kentut. Metana juga dihasilkan dalam
jumlah cukup banyak di tempat pembuangan sampah; sehingga menguntungkan bila
mengumpulkan metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap untuk menghasilkan
energi listrik.
4. Ozon
(O3)
Ozon adalah gas rumah kaca yang terdapat secara alami
di atmosfer (troposfer, stratosfer). Ozone berfungsi sebagai pengubah sinar
dengan panjang gelombang pendek (UV) menjadi sinar denga panjang gelombang
panjang (IR). Di troposfer, ozon merupakan zat pencemar hasil sampingan yang
terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan gas buang kendaraan bermotor.
Ozon pada troposfer dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
5. Dinitrogen
oksida (N2O)
Dinitrogen oksida adalah juga gas rumah kaca yang
terdapat secara alami. Dulunya gas ini digunakan sebagai anastasi ringan, yang
dapat membuat orang tertawa sehingga juga dikenal sebagai ‘gas tertawa’. Tidak
banyak diketahui secara terinci tentang asal dinitrogen oksida dalam atmosfer.
Diduga bahwa sumber utamanya, yang mungkin mencakup sampai 90 persen, merupakan
kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pemakaian pupuk nitrogen meningkatkan
jumlah gas ini di atmosfer. Dinitrogen oksida juga dihasilkan dalam jumlah
kecil oleh pembakaran bahan bakar fosil. Menurut data penelitian badan
meterologi, klimatologi dan geofisika (BKMG) mencatat bahwa konsentrasi gas N2O
di atmosfer meningkat tajam pada periode tahun 2004-2009.
6. Chloroflourocarbon
(CFC)
Chlorofluorocarbon adalah sekelompok gas
buatan. CFC mempunyai sifat-sifat, misalnya tidak beracun, tidak mudah
terbakar, dan amat stabil sehingga dapat digunakan dalam berbagai peralatan dan
mulai digunakan secara luas setelah Perang Dunia II. Chlorofluorocarbon yang
paling banyak digunakan mempunyai nama dagang ‘Freon’. Dua jenis
chlorofluorocarbon yang umum digunakan adalah CFC R-11 dan CFC R-12. Zat-zat
tersebut digunakan dalam proses mengembangkan busa, di dalam peralatan
pendingin ruangan dan lemari es selain juga sebagai pelarut untuk membersihkan
microchip.
B.
Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global yang terjadi di
bumi kita ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup,
dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif bagi kehidupan.
Pemanasan global berpengaruh besar terhadap perubahan iklim global yang
berimbas pada permasalahan lingkungan yang semakin besar.
1.
Dampak Negatif
Pemanasan global memberikan dampak negatif terhadap kelangsungan makhluk hidup
di bumi, dampak negatif tersebut diantaranya:
a.
Iklim Mulai Tidak Stabil
b.
Kenaikan
permukaan air laut
c.
Penurunan
hasil panen
d.
Perubahan
keanekaragaman hayati
e.
Dampak
sosial dan politik
f.
Pulau
tenggelam
g.
Badai
h.
Gelombang
panas
i.
Kekeringan
j.
Perang
dan konflik
k.
Ekosistem
hancur
l.
Makhluk
hidup punah
2.
DAMPAK POSITIF
Selama ini ketika orang mendengar istilah
pemanasan global, maka dibenaknya hanya ada dampak yang negatif dan negatif,
padahal menurut kajian beberapa peneliti, global warming memberikan beberapa
dampak positif. IPCC (The Intergovernmental Panel on Climate Change)
didirikan oleh World Meteorological Organisation (WMO) dan The United
Nations Environment Programme (UNEP) adalah suatu lembaga panel yang
terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia yang tugas utamanya adalah
menganalisa bukti-bukti scientific mengenai pemanasan global dan
perubahan iklim.
IPCC dibentuk guna mengatasi isu yang
sangat pelik mengenai perubahan iklim. Para pengambil kebijakan (policy
makers) membutuhkan suatu sumber informasi yang obyektif dan akurat tentang
sebab-sebab perubahan iklim, dampaknya terhadap lingkungan, sosial ekonomi
serta alternatif penanggulangannya dan cara beradaptasi terhadap perubahan
iklim.Menurut mereka, dampak positifnya antara lain:
o
Potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian
di daerah yang terletak pada posisi lintang tengah.
o
Potensi penambahan kayu global pada hutan yang
dikelola dengan baik dan benar.
o
Peningkatan ketersediaan air untuk populasi pada
beberapa wilayah yang relatif kering, sebagai contoh di sebagian wilayah Asia
Tenggara.
o
Pengurangan angka kematian pada musim dingin
pada bumi di belahan lintang tengah dan lintang tinggi.
o
Pengurangan permintaan energi untuk pemanas
ruangan akibat suhu udara pada musim dingin tidak terlalu dingin.
C.
Upaya Pencegahan dan Mengurangi
Ancaman Pemanasan Global
1. Mengurangi
konsumsi bahan bakar fosil
Konsumsi total bahan
bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang
dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah
pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi
efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin
berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat di atasi
dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan
penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat
membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa
negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan
tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum
dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk
memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon
dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration
(menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Realisasi untuk menguarangi pemakaian
bahan bakar fosil dapat digunakan cara :
a.
Konservarsi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi
energi akan berarti penurunan taraf hidup. Hal ini merupakan isu belaka. Justru
konservasi energi atau efisiensi penggunaan energi secara lebih baik sering
dinyatakan sebagai usaha pelestarian sumber energi dengan biaya murah. Di
negara-negara maju, potensi terbesar untuk penghematan terdapat pada sektor
industri dimana sebagian besar energi di konsumsi. Hal yang sama juga ada dalam
sektor industri, perdagangan dan rumah tangga kelas atas di negara-negara
berkembang.
Konsumsi listrik untuk penerangan dapat
dikurangi dengan drastis melalui penggunaan lampu yang lebih efisien. Sebuah
lampu neon kompak 18 watt yang dipasang di lubang lampu biasa dapat
menghasilkan cahaya setara dengan lampu biasa 75 watt. Selama masa pakai
sekitar 10.000 jam, lampu ini dapat mengurangi emisi lebih dari 0,5 ton karbon
dioksida (> 500 kg karbon dioksida)
b.
Eliminasi Chlorofluorocarbon
Dalam hal chlorofluorocarbon, karena sebuah
kesepakatan internasional untuk menghentikan penggunaannya pada 2000 telah
ditandatangani, tingkat emisi di masa datang akan bergantung terutama pada
sejauh mana kesepakatan tersebut dipatuhi รจdengan
ketat Perusakan Lapisan Ozon.
c.
Mengurangi Emisi dan Dinitrogen Oksida
Hingga saat ini belum ada strategi yang tepat untuk mengurangi
emisi metana maupun dinitrogen oksida. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk sampai pada sebuah strategi pengurangan yang sesuai.
d.
Bahan Bakar Biomassa
Bahan bakar biomassa berasal dari kayu atau sisa-sisa
tanaman pertanian. Bahan ini dapat digunakan secara berkelanjutan, dengan
jumlah penggunaan setara dengan jumlah penanaman. Jika hal ini dilakukan, tidak
ada emisi karbon dioksida karena tumbuhan yang ditanam akan mengkonsumsi karbon
dioksida sebanyak yang dilepaskan ketika bahan dibakar. Jika energi yang
dihasilkan digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil, maka ada pula
pengurangan emisi karbon dioksida.
e.
Teknologi Pemanfaatan Sumber Energi
Terbarui
Pemanfaatan sumber energi terbarui diyakini tidak
menghasilkan emisi karbon dioksida. Karena itu, peningkatan pemanfaatan energi
dari sumber-sumber energi terbarui harus dianggap sebagai unsur utama dalam
strategi mengurangi emisi karbon dioksida. Namun sejauh ini, sumbangan
sumber-sumber energi terbarui terhadap pemasokan energi dunia amat kecil,
kecuali dari tenaga air.
f.
Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar
sekalipun, tidak dapat mengimbangi keseluruhan laju penambahan gas-gas rumah
kaca ke atmosfer.Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap
negara akan memperlambat penimbunan gas-gas rumah kaca.
2. Pajak
Karbon
Harga merupakan salah satu faktor penentu jenis bahan
bakar apa yang dipilih orang dan berapa jumlah konsumsinya. Para ahli ekonomi
menyarankan bahwa harga bahan bakar dapat dinaikkan dengan menambah ‘pajak
karbon’, sebagai cara mengurangi pemanasan global. Pajak karbon akan dikenakan
pada bahan bakar sesuai dengan jumlah karbon dioksida yang dipancarkan. Dengan
rancangan ini, batu bara akan dikenakan pajak yang lebih tinggi daripada bahan
bakar bensin karena batu bara merupakan sumber energi fosil yang menghasilkan
emisi gas karbon dioksida paling tinggi saat dibakar, dan gas bumi dikenakan
pajak paling rendah.
3. Strategi
Antisipasi di Indonesia
Untuk mengantisipasi dampak dari
pemanasan global, pemerintah Indonesia membentuk Komisi Nasional untuk Evaluasi
dan Monitoring Dampak Perubahan Iklim pada Lingkungan pada tahun 1990. Komisi
tersebut pernah merangkum satu "Strategi Antisipasi Dampak Perubahan
iklim".Selain itu sudah dikeluarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup tentang "Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor"
(KEP-35/MENLH/10/93), "Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak"
(KEP-13/MENLH/3/95), dan "Program Langit Biru" (KEP-15/MENLH/4/96)
yang dimaksudkan mencegah terjadinya pencemaran udara dan mewujudkan perilaku
sadar lingkungan.
Berbagai kebijakan tersebut sudah
menampakkan hasilnya tetapi langkah tersebut belum cukup, diperlukan tindakan
menyeluruh misalnya dalam bidang konservasi energi, penggunaan sumber energi
terbarui, penghutanan kembali dan penerapan teknologi ramah lingkungan guna
mengatasi serta mengurangi ancaman pemanasan global.
4. Menetapkan
Konsentrasi Gas Rumah Kaca
Untuk menghilangkan ancaman pemanasan
global secara menyeluruh, konsentrasi gas-gas rumah kaca harus dikurangi sampai
tingkat masa pra-industri. Ini merupakan tujuan yang saat ini tidak mungkin
tercapai. IPCC (Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim) menghitung
beberapa penghematan yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat emisi yang
ada saat ini. Data ini disajikan pada tabel 4 dan memperlihatkan bahwa
penghematan-penghematan tersebut harus drastis. Emisi karbon dioksida,
misalnya, harus turun 60 persen, yang berarti bahwa penggunaan bahan
bakar fosil untuk transportasi, industri dan listrik pada tingkat global harus
dikurangi sampai tingkat setengah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
pemanasan
global telah benar-benar terbukti secara ilmiah keberadaanya, peningkatan suhu
rata-rata atmosfer tiap tahunnya menjadi bukti nyata pemanasan global, serta
perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.
2.
pemanasan
global telah terjadi sejal lama, tercatat 10 tahun terakhir merupakan
peningkatan pemanasan global yang paling tajam, diperkirakan tahun-tahun
kedepan dapat mencapai dua kali lipat dari pada tahun sekarang apabila tidak
ada perbaikan dan pelestarian lingkungan.
3.
penyebab utama
pemanasan global adalah adalah emisi gas-gas rumah kaca yang terakumulasi di
atmosfer, seperti gas CO2, N2O, CH4, CFC.
Meskipun penyebab lain seperti efek umpan balik dan variasi sinar matahari juga
berperan sebagai penyebab global warming.
4.
akumulasi
gas-gas rumah kaca (CO2, N2O, CH4, CFC)
membentuk suatu lapisan yang bersifat seperti kaca yaitu tidak dapat ditembus
oleh radiasi sinar dengan panjang gelombang yang panjang (Infra red). Yang
menyebabkan energi panas terjebak di dalam atmosfer, sehingga menyeababkan
panas permukaan bumi meningkat.
5.
selain
berdampak negatif, pemanasan
global juga berdampak positif pada suatu wilayah tertentu. Akan tetapi dampak negatif dari pemanasan global lebih dominan dibandingkan dampak positif.
6.
untuk
mengurangi ancaman bahaya pemanasan global, dapat dilakukan dengan upaya
mengurangi emisi gas ruamah kaca, menanam pohon serta memperluas hutan, dengan
begitu konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan berkurang.
B. SARAN
1. Hendakya
generasi muda sekarang memberikan perhatian yang lebih terhadap fenomena
pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan hidup manusia serta
lingkungan.
2. Sebaiknya
pemerintah membuat peraturan tertentu akan pentingnya memelihara lingkungan.
3. Dilakukan
pemantauan rutin terhadap keadaan jumlah gas rumah di atmosfer oleh instansi
terkait, guna mengetahui sejauh mana emisi fosil masih diambang batas aman
DAFTAR PUSTAKA
Heru. 2006. Observasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nyoman Kutha, Ratna. 2012:80.Kajian Pustaka.
http://josesutri.blogspot.com
Sarwono. 2006. Kajian Pustaka. http://www.definisimenurutparaahli.com
Pscasarjana UNS.
2001. Pedoman Penulisan Proposal. Surakarta: UNS Press.
http://infopemanasanglobal.wordpress.com/2009/03/08/penyebabpemanasanglobal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-itu-pemanasan-global.htm
http://infopemanasanglobal.wordpress.com/2009/03/08/penyebabpemanasanglobal/
http://firmansyah11.wordpress.com/50-tips-mengurangi-global-warming/
0 Komentar untuk "KARYA ILMIAH PENGARUH GLOBAL WARMING TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN "