MAKALAH ILMU UKUR TANAH 1

MAKALAH
ILMU UKUR TANAH 1

SOERJO.jpg

DITULIS OLEH
MAULANA GUSTI DWI PRAKOSO
NIM : 162019

DOSEN PEMBIMBING
Dianing Primanita A, ST. M.Eng

UNIVERSITAS SOERJO NGAWI
FAKULTAS TENIK SIPIL
NGAWI
2018

KATA PENGANTAR

        Puji syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan berkat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun MAKA ILMU UKUR TANAH sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
        Makalah ini adalah suatu referensi untuk mencapai pembelajaran di jenjang perguruan tinggi sehingga tercapailah apa-apa yang di harapkan. Saya tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ilmu ukur tanah kepada Ibu Dianing Primanita A, ST. M.Eng
        Didalam menulis laporan ini mungkin terdapat hal yang agak krusial karena saya dalam tahap mempelajari dan keterbatasan ilmu. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dimasa yang akan dating.
        Mudah- mudahan laporan ilmu ukur tanah ini bermanfaat  bagi yang membutuhkannya ,semua pihak dan bagi sipenulis.




A.   Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.

Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997). Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar.

Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington 1997) Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang
kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, Buka mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725. Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.
Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari.
Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut
verticalnya dibuat 90º.
Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat.
SOKKIA Tipe DT7C-D20549 Digital Theodolite





B.    Pengenalan Theodolit Laser
1.        bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.
2.      bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus, cek info lainnya di jual lingerie. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.
3.       bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.


C.   Syarat-Syarat Theodolit
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite (pada galon air) sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1.      sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.
2.      sumbu kedua haarus benar – benar mendatar.
3.      garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4.      tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.
5.       
D.   Bagian-Bagian Theodolit
Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :
1.     Bagian atas, terdiri dari :
o   Teropong / Teleskope
o   Nivo tabung
o   Sekrup Okuler dan Objektif
o   Sekrup Gerak Vertikal
o   Sekrup gerak horizontal
o   Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
o   Nivo kotak
o   Sekrup pengunci teropong
o   Sekrup pengunci sudut vertical
o   Sekrup pengatur menit dan detik
o   Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertical


2.     Bagian Bawah terdiri dari :
o   Statif / Trifoot
o   Tiga sekrup penyetel nivo kotak
o   Unting – unting
o   Sekrup repetisi
o   Sekrup pengunci pesawat dengan statif

Bagian-bagian yang penting dari alat theodolit:
v  Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik
v  Lingkaran skala vertical
v  Sumbu mendatar
v  Indeks pembaca lingkaran skala tegak
v  Penyangga sumbu mendatar
v  Indeks pembaca lingkaran skala mendatar
v  Sumbu tegak
v  Lingkaran skala mendatar
v  Nivo kotak
v  Nivo tabungTribrach
v  Skrup kaki tribrach


Tata Cara Pengukuran Detil Tachymetri Menggunakan Theodolit Berkompas
Pengukuran detil cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur (Theodolite) titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta sudut miring m. Tempatkan alat ukur theodolite di atas titik kerangka dasar atau titik kerangka penolong dan atur sehingga alat siap untuk pengukuran, ukur dan catat tinggi alat di atas titik ini. Dirikan rambu di atas titik bidik dan tegakkan rambu dengan bantuan nivo kotak. Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan tegak garis diafragma berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian kencangkan kunci gerakan mendatar teropong. Kendorkan kunci jarum magnet sehingga jarum bergerak bebas. Setelah jarum setimbang tidak bergerak, baca dan catat azimuth magnetis dari tempat alat ke titik bidik. Kencangkan kunci gerakan tegak teropong, kemudian baca bacaan benag tengah, atas dan bawah serta cata dalam buku ukur. Bila memungkinkan, atur bacaan benang tengah pada rambu di titik bidik setinggi
alat, sehingga beda tinggi yang diperoleh sudah merupakan beda tinggi antara titik kerangka tempat berdiri alat dan titik detil yang dibidik.

Kesalahan pengukuran cara tachymetri dengan theodolite berkompas
Kesalahan alat, misalnya:
a)      Jarum kompas tidak benar-benar lurus.
b)      Jarum kompas tidak dapat bergerak bebas pada prosnya.
c)      Garis bidik tidak tegak lurus sumbu mendatar (salah kolimasi).
d)      Garis skala 0° – 180° atau 180° – 0° tidak sejajar garis bidik.
e)      Letak teropong eksentris.
f)       Poros penyangga magnet tidak sepusat dengan skala lingkaran mendatar.
Kesalahan pengukur, misalnya :
a.       Pengaturan alat tidak sempurna ( temporary adjustment ).
b.      Salah taksir dalam pemacaan
c.       Salah catat, dll. nya.
Kesalahan akibat faktor alam, misalnya:
        i.            Deklinasi magnet.
      ii.            atraksi lokal.
Titik detil yang harus diukur meliputi semua titik alam maupun buatan manusia yang mempengaruhi bentuk topografi peta daerah pengukuran.
Sistim pembacaan
· Sistem dengan indeks garis
· Sistem dengan nonius
· Sistem dengan micrometer
· Sistem koinsidensi
· Sistem digital
Ketelitiannya
_ Teodolit presisi/teliti, misal
Wild tipeT-3
_ Teodolit satu sekon, misal
Wild tipe T2
_ Teodolit puluhan sekon ,
misal Shokisa tipe TM-20
_ Teodolit satu menit, misal
Wild tipe T0
Gambar 16.3. Pembacaan sudut dengan cara koinsidensi

E.    MACAM / JENIS THEODOLIT
Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:
1.      Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)
2.      Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat di atur dan mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51(Zeiss) Oerlee Coolz | Theodolit 5
3.       Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial band.

SOKKIA Tipe SET520-C22677 Digital Theodolite Nikon_Ne_20h_20s_Digital_Theodolite

1.      MACAM THEODOLIT MENURUT SISTEM BACAANNYA:
Ø  Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis
Ø  Theodolite sistem baca dengan Nonius
Ø  Theodolite sistem baca dengan Micrometer
Ø  Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi
Ø  Theodolite sistem baca dengan Digital’
2.      THEODOLIT MENURUT SKALA KETELITIAN
Ø  Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)
Ø  Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)
Ø  Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)
Ø  Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)
Ø  Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)
3.      SYARAT SEBELUM MENGUKUR SUDUT




Kesimpulan
Ø  Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang di presentasikan di bidang datar
Ø  Pemetaan adalah suatu proses untuk menghasilkan peta melalaui tahapan kerja meliputi (mengumpulkan, menganalisis, menyajikan data, serta hasil peta dan komuniasi)
Ø  Ada nya suatu pengkuran dan pemetaan dikerenakan suatu objek menggunkan sebaran suatu ruang.\

SARAN
makalah ini saya buat masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.  saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.





Daftar pustaka
Arifin,zainal.2012.Ilmu ukur tanah. Program studi teknik sipil. Pusat Pengembangan Bahan Ajar.( Publikasi ).
Muksita,khairatul.2010.ilmu ukur tanah dan apliksi nya.Fakultas pertanian Universitas Lambung mangkurat.Banjarbaru.


Related : MAKALAH ILMU UKUR TANAH 1

0 Komentar untuk "MAKALAH ILMU UKUR TANAH 1"